Hidup di Tiga Abad, Ini 3 Manusia Tertua di Rusia
WWW.4DMARIO.COM Desa kecil Islamgaza di Astrakhan (sekitar 1,400 km selatan Moskow) menjadi berita utama seluruh media Rusia beberapa tahun lalu. Di sana, salah satu orang tertua Rusia, Tanzilya Bisembeeva, merayakan ulang tahunnya yang ke-120 (sekarang ia berusia 122 tahun).
Tanzilya lahir pada 1896 saat Rusia masih berwujud kekaisaran. Suami pertamanya meninggal di garda depan selama Perang Patriotik Raya. Putranya meninggal saat masih bayi. Ketika perang berakhir, ia berusia 49 tahun, demikian dikutip dari laman RBTH Indonesia, Rabu (25/4/2018).
Tak lama kemudian ia dilamar oleh seorang lansia dari Kazakh. Pasangan itu memiliki tiga putra, yang saat ini berusia 53, 54, dan 57. Dia melahirkan di rumah dan menurut kerabatnya, ia tak pernah ke dokter sampai berusia 100 tahun.
"Dalam kehidupannya, ibu telah melihat banyak hal. Ia hidup dari saat Rasputin masih hidup hingga era Putin. Dia bekerja keras sepanjang hidupnya, baik di ladang atau bakhcha (ladang semangka, melon, atau labu)," kata putranya Shintas Bisembeev.
Perbedaan usia antara Tanzilya dan anggota keluarga termudanya adalah 119 tahun. Dia sekarang memiliki 10 cucu, 24 cicit, dan dua cucu buyut. Ia tidak lagi bisa keluar rumah, tetapi di dalam rumah ia bergerak secara mandiri. Ia suka mengikuti peristiwa-peristiwa dunia dan hanya makan makanan alami. Di Astrakhan, Rusia menurut statistik resmi, ada 71 penduduk lainnya yang berusia lebih dari 100 tahun.
Seorang berusia panjang lainnya, yang juga lahir pada 1896, adalah Appaz Iliev, seorang penduduk Ingushetia. Desanya, Guli, terletak tinggi di pegunungan dan di sepanjang hidupnya Appaz hanya pernah turun sekali.
"Dia turun hanya untuk bertarung saat revolusi dengan Tentara Putih. Lalu ia maju ke garda depan selama Perang Patriotik Raya. Tapi, dari sana ia dideportasi ke Kazakhstan," kata keponakannya, Akhmet.
Dalam kehidupannya yang panjang, Appaz tidak pernah merokok atau bahkan meminum alkohol. Dia makan sayur hanya dari kebunnya. Ia juga suka produk susu, daging, dan minuman dari mata air. Semua giginya juga asli.
Sang pendaki gunung memiliki delapan anak, 33 cucu, dan 34 cicit. Dia telah hidup lebih lama dari dua istrinya, dan telah melihat tiga anaknya dikubur. Lima tahun yang lalu ia masih menunggang kuda dan beternak, seperti yang sebelumnya selalu ia lakukan.
Ketika Appaz ditanya tentang pelajaran hidup yang paling penting, ia menjawab, "Seseorang menjadi baik jika Anda melihat kebaikan dalam dirinya."
No comments