City dan Kutukan 16 Besar Liga Champions
www.Mario4D.com - Upaya Manchester City untuk berprestasi di Eropa kerap mentok di babak 16 besar Liga Champions. Bisakah kutukan itu diakhiri musim ini?
City sejak diakuisisi Sheikh Al Mansour dan koleganya memang rutin tampil di Liga Champions. Berbekal selalu finis empat besar termasuk dua kali juara Liga Inggris di 2012 dan 2014, City jadi pemain baru di sana.
Tapi, kumpulan para pemain bintang dan manajer top seperti Roberto Mancini, Manuel Pellegrini, dan kini Pep Guardiola, masih belum bisa membuat City berprestasi di Eropa layaknya mereka di Inggris.
Setelah dua kali gagal lolos dari fase grup pada 2012 dan 2013, City selalu melaju ke babak 16 besar pada 2014, 2015, 2016, dan terakhir 2017 kemarin.
Tapi City rupanya belum berjodoh dengan Liga Championskarena dari empat kesempatan itu, hanya sekali mereka mampu lolos yakni di musim 2015/2016 sebelum dihentikan Real Madrid di semifinal. Itu juga jadi musim terakhir Pellegrini bersama City.
Bahkan ketika manajer sekelas Guardiola ada di sana pun, City masih belum bisa berbicara banyak. Musim lalu, City secara mengejutkan dihentikan AS Monaco meski mampu menang 5-3 di leg pertama, sebelum akhirnya kalah 1-3 di leg kedua.
Di musim kedua Guardiola ini, City tentu punya target lebih besar dan berharap nasib sial tak menghinggapi mereka. Berbekal lima kemenangan dan satu kekalahan di fase grup, City akan coba melewati FC Basel di 16 besar.
City sejak diakuisisi Sheikh Al Mansour dan koleganya memang rutin tampil di Liga Champions. Berbekal selalu finis empat besar termasuk dua kali juara Liga Inggris di 2012 dan 2014, City jadi pemain baru di sana.
Tapi, kumpulan para pemain bintang dan manajer top seperti Roberto Mancini, Manuel Pellegrini, dan kini Pep Guardiola, masih belum bisa membuat City berprestasi di Eropa layaknya mereka di Inggris.
Setelah dua kali gagal lolos dari fase grup pada 2012 dan 2013, City selalu melaju ke babak 16 besar pada 2014, 2015, 2016, dan terakhir 2017 kemarin.
Tapi City rupanya belum berjodoh dengan Liga Championskarena dari empat kesempatan itu, hanya sekali mereka mampu lolos yakni di musim 2015/2016 sebelum dihentikan Real Madrid di semifinal. Itu juga jadi musim terakhir Pellegrini bersama City.
Bahkan ketika manajer sekelas Guardiola ada di sana pun, City masih belum bisa berbicara banyak. Musim lalu, City secara mengejutkan dihentikan AS Monaco meski mampu menang 5-3 di leg pertama, sebelum akhirnya kalah 1-3 di leg kedua.
Di musim kedua Guardiola ini, City tentu punya target lebih besar dan berharap nasib sial tak menghinggapi mereka. Berbekal lima kemenangan dan satu kekalahan di fase grup, City akan coba melewati FC Basel di 16 besar.
Meski secara kualitas tim jauh di bawah City, Basel tak bisa dianggap remeh. Pasalnya, tim asal Swiss itu punya rekor bagus saat menghadapi wakil Inggris di Liga Champions.
Dari 14 pertemuan, Basel punya lima kemenangan, lima imbang, dan empat kali kalah, termasuk mengalahkan Manchester United di fase grup kemarin dengan skor 1-0.
"Manchester City adalah salah satu tim terbaik di Eropa saat ini, dan favorit juara, tapi kami sangat menantikan laga itu. Kami harus bisa memaksimalkan kesempatan yang ada," ujar eks pemain Basel yang kini jadi direktur klub, Marco Streller, di ESPN.
Apakah Basel bisa melanjutkan hegemoni atas City?
No comments